Kadang kekecewaan membeludak karena Dirinya sebenarnya tau cara melangkah, tapi memilih menghujamkan kakinya di tanah. Entah gravitasi ego yang kuat, atau dia yang memang tidak berniat mencoba mengangkat. Hitung berapa hari yang telah ia lewati mendobrak garis yang seharusnya menjadi finish mimpinya. dia melewatinya tanpa membuat mimpi itu nyata. Hitung berapa banyak luka yang ada di kulitnya, padahal ia tahu ada kuasa dalam setiap senti gerakan tangannya. Ia tahu beberapa hal, tapi tidak menjalankan apa yang seharusnya.
28 Feb 2014
23 Feb 2014
Gagak, Pipit, dan Seloyang Pizza. : Tentang Perbedaan
Menghujat orang lain yang berbeda, seolah mereka bagian di luar kamu yang tak perlu dipertahankan, adalah seperti papperoni yang menghujat paprika "si hijau itu berbeda dan bukan bagian dari kita!.", Katanya. Padahal mereka berdiri di satu adonan yang sama, dibakar di atas satu loyang yang tak memilih paprika atau papperoni yang lebih baik cepat dimatangkan.
Anzaka
Kubuka perlahan catatan dari lembaran diari yang baru saja diberikan oleh adiknya padaku. diari milik seorang sahabat yang sejak lama sering membuat waktu yang kami habiskan bersama tidak terasa seperti angka. Ia gemar tertawa dan memberi tahu apa yang ia pikirkan. Bijak dan memuaskan, walau sering juga biasa saja. Sering tertawa lepas dengan kata kata santai meluncur bebas, tapi terkadang terbata-bata dalam kekalutan jiwa.
Langganan:
Postingan (Atom)